KEKUATAN KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI DALAM MANAJEMEN KONFLIK PADA KEUSKUPAN TNI/POLRI

Rofinus Neto Wuli

Sari

Penelitian ini bertujuan menemukan pemaknaan mendalam kekuatan kepemimpinan pelayan dalam  manajemen konflik di Keuskupan TNI/Polri. Penelitian bertema “Kekuatan Kepemimpinan Pelayan Dalam Manajemen Konflik Pada Keuskupan TNI/Polri” ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ethnography yang dihimpun berdasarkan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion dengan para prajurit, perwira, purnawirawan, dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan TNI/Polri beragama Katolik yang merupakan warga Keuskupan TNI/Polri. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Dalam perspektif warga Keuskupan TNI-Polri/Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), konflik adalah sebuah keniscayaan di dalam kehidupan manusia. 2) Spirit pelayanan yang dihayati warga OCI bersumber pada nilai universal Kristiani seperti kasih, pelayanan, kelembutan, kebenaran, keadilan, damai sejahtera, harmoni, belarasa, dan solidaritas. Nilai-nilai ini secara efektif dapat ditransformasi anggota OCI dalam kehidupan bersama. 3) Penerapan manajemen konflik di OCI merujuk pada ajaran Katolik yang menempatkan hukum cinta kasih, persaudaraan dan pengampunan sebagai yang utama. 4) Manajemen Konflik berbasis kepemimpinan pelayan sangat kuat dan efektif dalam meresolusi konflik karena digerakan oleh spirit Iman yang berkualifikasi melayani dalam damai. 5) Kepemimpinan yang ideal dalam menyelesaikan konflik adalah kepemimpinan pelayan melalui pendekatan kemanusiaan yang diyakini dapat menghasilkan rekonsiliasi dan damai yang berkelanjutan. Kebaruan penelitian ini terletak pada kepemimpinan pelayan dapat menjadi basis yang kuat dalam mengelimininasi konflik, serta memiliki elemen utama sangat penting dan strategis dalam manajemen konflik yang bermuara pada rekonsiliasi damai. Melalui ”Dinamika Manajemen Konflik Berbasis Servant Leadership”, peneliti menemukan empat tahapan me-manage konflik . Pertama, mengusahakan adanya nilai saling percaya , pengampunan, empati, dan kerendahan hati dari pihak yang berkonflik. Kedua, pihak yang berkonflik memastikan pengampunan, saling percaya, empati dan rendah hati dilakukan secara serentak, bekerja sama, dibiasakan, dan dipraktikkan dalam hidup sehari-hari. Ketiga, pihak yang berkonflik menjalankan kepemimpinan yang melayani sebagai pengikat empat elemen tersebut. Keteladanan kepemimpinan pelayan dengan pendekatan kemanusiaan dapat menggerakkan pihak yang berkonflik (inspirasi dan teladan) untuk memiliki empat keutamaan tersebut. Keempat, melakukan manajemen konflik berbasis kepemimpinan pelayan. Empat elemen utama Servant Leadership berkekuatan positif akhirnya menjadi satu kesatuan utuh yang mewujudkan rekonsiliasi dan damai berkelanjutan sebagai muara dari manajemen konflik.

Kata Kunci

Konflik, Manajemen Konflik, Rekonsiliasi dan Damai, Kepemimpinan Pelayan.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Blake, R., & Mouton, J. (1964). The Managerial Grid: The Key to Leadership Excellence. Houston, TX: Gulf Publishing Company.

Blanchard, Ken& Broadwell, Renee. (2018). Servant Leadership in Action: How You Can Achieve Great Relationshpis and Results. Oakland CA:Berrett-Koehler Publishers.

___________ (2019). Servant Leadership in Action:Kepemimpinan yang Memberdayakan dan Mengutamakan Orang (Terj. Diana Angelia). Jakarta: BPK Gunung Mulia. (2013).

Cinar, Fadima & Ayca, Caban. (2012). “Conflict Management and Visionary Leadership: An Application in Hospital Organizations dalam Procecia – Social and Behavioral Sciences 58.

Creswell, John W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed (terj. Achmad Fawaid). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat, (2012). Bintal Fungsi Komando. Jakarta: Mabesad.

Fahmi, Irham (2016). Pengantar Sumber Daya Manusia: Konsep dan Kinerja. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Galtung, Johan. (1996). Peace by Peaceful Means: Peace and Conclict, Development and Civilization . Oslo: Internasional Peace Research Institute.

____________. (2007). “Peace by Peaceful Conflict Transformation-the Trascend Approach” dalam Handbook of Peace and Conflict Studies, edited by Charles Webel & Johan Galtung. Rouledge: USA.

Ganta, V. C. and Manukonda, J. K. (2014). Leadership During Change And Uncertainty In Organizations. International Journal of Organiza-tional Behaviour & Management Perspectives.

Geiko Muller-Fahrenholz. (2002).Rekonsiliasi: Upaya memecahkan Spiral

Kekerasandalam Masyarakat. Maumere: Penerbit Ledalero.

Greenleaf, Robert K. (1977). Servant Leadership: A Journey in to the Nature of Legitimate Power and Greatness,New York: Paulist Press.

____________. (2005).Servant As A Leader.USA: Carol Smith.

Habermas, Jürgen. (1993). Justification and Application: Remarks on Discourse Ethics. Cambridge, MA: MIT Press.

Kazimoto, Paluku. (2001). “Analysis of Conflict Management and Leadership For Organizational Change” dalam International Journal of Research In Social Sciences 3. Vol. 3, No.1, Sept.

Konferensi Waligereja Indonesia. (2018). Panggilan Gereja Dalam Hidup Berbangsa:Nota Pastoral KWI 2018. Jakarta: Penerbit Obor.

Konferensi Waligereja Indonesia. 2001. Membangun Budaya Adil dan Damai, Jakarta: Komisi Keadilan dan Perdamaian KWI.

Lederach, J.P(1997). Building Peace: Sustainable Reconciliation in Divided Societies. Washintong DC: Institute of Peace.

Miles, M.B., & Huberman, A.M.(1994). Qualitative Data analysis: And expanded Sourcebook 2nd Edition. SAGE Publication, Inc.

Military Ordinariate, https://en.m.wikipedia.org

Murphy, Nancy. (2015). Pope Francis as a Model of Servant Leadership. https://www.linkedin.com October 5.

NetoWuli, Rofinus. (2019). Spirit Kebangsaan Prajurit Dalam Perspektif Spirituali Militum Curae. Jakarta: Penerbit Obor.

Neto Wuli, Rofinus. (2019). Conflict Resolution Toward a Sustainable Peace: A Lesson from The Indonesia Military Ordinariate” in International Journal of Human Resource Studies (IJHR S), ISSN 2016-3058, 2019, Vol. 9, No. 3, Aug. 15, 2019.

Neto Wuli, Rofinus. (2015). “Kekuatan Budaya dan Nilai-Nilai Keagamaan dalam Resolusi Konflik Demi Terwujudnya Rekonsiliasi dan Budaya Damai: Studi pada Masyarakat Ngada di Flores, Nusa TenggaraTimur (Tesis). Bogor: Unhan.

Neto Wuli, Rofinus, Luddin, Muchlis R, Suyatno, Thomas. (2020). “Servant Leadership to Manage Conflict: Case Study of the Indonesian Military Ordinariate”, dalam Organizational Culturers: An International Journal (ISSN: 2327-8013, Vol. 20, Issue 1, 2020).

Numberi,Freddy. (2011). Kepemimpinan Sepanjang Zaman. Jakarta: Bhuana Ilmu PopulerOrdinariat Militer Indonesia, https://id.m.wikipedia.org

Paulus II, Yohanes. (1986). Constitutio Apostolica Spirituali Militum Curae, Vatikan.

Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. (2018). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: UNJ.

Susanto, AB. (2020). Handbook of Servant Leadership. Jakarta: The Jakarta Consulting Group.

Takore, Digvijaysinh. (2013). “Conflict and Conflict Management”, dalam IOSR Journal of Business and Management.

Yukl, G. (2006). Leadership in Organizations (6th ed). Upper Saddle River, NJ: Pearson-Prentice Hall.

Thomas & Ralp H. Kilmann (1974). The Thomas Kilmann Conflict Mode Instrument (Mountain View, CA: CPP, Inc).

Wirawan, (2009). Konflik dan Manajemen Konflik. Jakarta: Salemba Humanika.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.