Dialog: Berteologi Dalam Kemajemukan

Albertus Magnus Rea

Sari

Artikel ini bertujuan untuk menambah wawasan dalam menyingkapi kekerasan atas nama agama yang sering terjadi di Negara ini. Kemajemukan yang ada di Indonesia turut menyumbang aspek negatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penulis menawarkan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kekerasan yang terjadi. Tawaran ini berdasarkan pada sumber-sumber dari dokumen Gereja, buku-buku dan penulis mencoba membuat analisis untuk mendapatkan hasilnya. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan. Hasil yang diperoleh: Gereja menawarkan jalan dialog kehidupan untuk menjembatani berbagai konflik yang terjadi atas nama agama. Karena itu, keterlibatan semua orang dalam melakukan dialog merupakan pilihan yang mendesak dan segera. Ini berarti semua orang yang telah dibaptis memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk terlibat aktif menggarami dunia, sesuai dengan bidang keahliannya.

Kata Kunci

Kemajemukan; Agama; Teologi; Kekerasan; Konflik.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Dokumen Gereja

Dokumen Konsili Vatikan II. (2009). (terj. R. Hardawiryana), Jakarta: Dokpen KWI.

Konferensi Waligereja Indonesia. (2000). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Buku

A’la, Abd. (2009). Agama Tanpa Penganut: Memudarnya Nilai-nilai Moralitas dan Signifikansi Pengembangan Teologi Kritis. Yogyakarta: Kanisius.

Ali, Muhamad. (2003). Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai Kemajemukan, Menjalin Kebersamaan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Bakker, Anton. (2004). Antropologi Metafisik. Yogyakarta: Kanisius.

Banawiratma, J.B. (1991). Iman, Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Kanisius.

Buwono X, Hamengku. (2000). Membangun Kebersamaan dalam Keberagaman Agama dalam A. Widyahadi Seputra, dkk (eds.) Menggalang Persatuan Indonesia Baru. Jakarta: Komisi PSE/APP-KAJ.

Hadiwardoyo, Al. Purwa. (1990). Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius.

Leenhouwers, P. (1988). Manusia dalam Lingkungannya-Refleksi Filsafat Tentang Manusia, (terj. K. J. Veeger M.A). Jakarta: Gramedia.

Riyanto, Eko Armada. (2010). Dialog Interreligius: Historisitas, Tesis, Pergumulan, Wajah. Yogyakarta: Kanisius.

Setijo, Panji. (2008). Pendidikan Pancasila: Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Grasindo.

Suhardi, Alfons S. (ed), (1994). Spectrum, XXII no 3. Jakarta: Depertemen Dokpen KWI.

Sudhiarsa, Raymundus. (2010). Evangelisasi Berlanjut: Meneruskan Wasiat Sang Guru. Yogyakarta: Kanisius.

Internet

Kasus pelanggaran kebebasan beragama di era jokowi dalam https://nasional.tempo.co/read/1138894/4-kasus-pelanggaran-kebebasan-beragama-di-era-jokowi/full&view=ok, diakses pada 10 Mei 2019

Setara: 40 kasus pelanggaran kebebasan beragama dilakukan aparat dalam https://nasional.tempo.co/read/1118822/setara-40-kasus-pelanggaran-kebebasan-beragama-dilakukan-aparat/full&view=ok, diakses pada 3 Juni 2019

Setara Institut: Intoleransi terhadap keyakinan meningkat dalam https://nasional.tempo.co/read/1118802/setara-institut-intoleransi-terhadap-keyakinan-meningkat, diakses pada 12 Juni 2019

Bdk. Pidato Ir. Soekarno di hadapan Sidang “Dokuritu Zyunbi Tyoosakai”, dalam

http://id.wikisource.org/wiki/Lahirnya_Pancasila diakses tanggal 15 Mei 2019.

Wajah Liyan Sumiati dalam

http://amp.kompas.com/health/2010/11/24/02592430/wajah.liyan.sumiati?page=all#page2, diakses pada 12 Mei 2019.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.