POLITIK DAN RELIGIOSITAS

Frederikus Dhedhu

Sari

Artikel ini bertujuan menemukan sisi religiositas dalam politik. Hasilnya yang diperoleh bahwa dunia politik Indonesia sedang beranjak meninggalkan ”rumah religiositasnya”. Gerakan meninggalkan rumah religiositas menyebabkan lepasnya kontrol atas politik oleh religiositas yang sesungguhnya merupakan instansi yang membentengi para elit politik dari dosa-dosa politisnya. Pada saat para elit politik memisahkan diri dari kontrol religiositas pada saat itu aktivitas politik kehilangan makna dan relevansinya.

Kata Kunci

Politik, Religiositas, Etika, Martabat manusia.

Teks Lengkap:

PDF

Referensi

Pit Go, dkk, Etos dan Moralitas Politik (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 24.

Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia, 1996), hlm. 857.

Muji Sutrisno, Humanisme, Krisis, Humanisasi (Jakarta: Obor, 2001), hlm. 39.

Piero Sapienza, La Politica che non C’e, Da Cittadini attivi nella Pollis (Vaticana: Libreria Editrice, 2009), hlm. 133.

B.Kieser, Agama dan tantangan Ketulusan: Tulus seperti Merpati dan Cerdik seperti Ular (Yogyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 23.

Muji Sutrisno, Ide-Ide Pencerahan (Jakarta: Obor, 2004), hlm. 260.

Mardi Prasetya, Unsur-unsur Hakiki dalam Pembinaan (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hlm. 34-37.

Luisi Pi, Menentukan Pilihan Politis (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 34.

John Boylon, Kebebasan Berserikat bagi imam Diosesan (Yayasan Pustaka Nusatama, 2004), hlm. 87.

Pit Go, Peranserta Orang Katolik Dalam Politik (Malang: Dioma, 1990), hlm. 11-12.

Refbacks

  • Saat ini tidak ada refbacks.